syair tentang cinta sejati

Konten [Tampil]

    syair tentang cinta sejati


    syair tentang cinta sejati : Contoh Syair Cinta, Sajak Cinta Terbaik untuk Kekasih Contoh syair cinta sejati yang romantis jika diberikan kepada kekasih hati akan membuatnya hanyut dalam lautan asmara. Sajak-sajak cinta yang dibuat oleh pujangga bahkan bisa jadi lebih romantis jika dibandingkan dengan puisi cinta maupun pantun cinta.

    Kumpulan syair cinta yang kita rangkum di bawah ini merupakan sajak cinta yang dikutip dari berbagai sumber, berisi kata-kata yang membawamu dalam pemahaman yang bias dan tidak terbatas tentang cinta.

    Sajak dan syair cinta berikut ini sangat cocok untuk kamu kirimkan kepada orang terkasih; pacar, gebetan atau suami/istrimu. Bacalah dengan hati dan penuh penghayatan.

    Jika siang tidak kau dapati matahari cerah, sebab awan mendung jadi penghalang.
    Jika malam ini tidak kau dapati cerahnya lampu kota dan taman, sebab kau tak di sampingku.

    ***

    Cahaya kota yang telah lama ditinggal, kini telah memanggil pulang.
    Kuharap kau juga demikian, setelah lama berpetualang Kembalilah ke pelukan berdua saja, sayang.

    ***

    Rinduku mencekam diam dalam pikiran
    Kelap kelip lampu malam tak membuat ia tersenyum riang.
    Rinduku mencekam diam dalam pikiran Diam diam ia mengubur diri dan memasang batu nisan.

    ***

    Di ladang sunyi tak bernama, dalam tubuh lelah berbalut peluh cinta, kusandarkan rinduku pada kaki pohon dan belaian angin.

    ***

    Biarlah aku tetap menjadi aku, dan biarlah ladang ini menjadi tempat kesepianku berlarian mengejar rindunya sendiri.

    ***

    Apa yang lebih indah dari sunyi, ketika aku seorang diri, dan tiba-tiba puisi datang merobek isi kepala, mengeluarkan segala luka. Apa kabar luka, masihkah kau tersimpan rapi dalam senyum pura-pura.

    ***

    Cinta memekarkan payung untuk kita, melindungi rindu dari ngilu yang dihujankan waktu.

    ***

    Suatu saat nanti akan ada satu musim, di mana kita merindukan suara hujan, angin basah, dan pelukan-pelukan di bawah satu payung.

    ***

    Sediakan payung karena kita tak pernah tahu kapan cinta akan mendung.

    ***

    Jatuh cinta, umpama sebuah musim yang basah.
    Dinanti-nanti, lalu menepi untuk payung dan mantel parasut, lalu pulang dan jatuh sakit.

    ***

    Kita merekam perjalanan dari sunyi ke bunyi, dari nyanyi ke nyeri
    Suara langkah kaki, jejak kaki yang pergi
    Hujan, menjatuhkan puisi
    Di sini, tak henti-henti.

    ***

    Semoga hujan, Ingin memaksa rindu mengigat kenangan.
    Menahan rindu tak terungkapkan.

    ***

    Tanggerang terpantau terang, tak seperti suasana hati yang kelam, enggan beranjak dari candu masa lalu yang terasa indah, sadar hanya fatamorgana namun tetap enggan akui realita.

    Sajak cinta pendek

    Tuhan menjagamu dari aku yang diam-diam mencintaimu.

    ***

    Entah, ini hujan yang keberapa di bulan november.
    Sejak kepergianmu yang meninggalkan berjuta sesak di dada, juga isak yang tak pernah kulewati ketika hendak menuju lelap.

    ***

    Sajak takkan pergi, sajak takkan terlelap sajak akan setia berdiskusi dengan nurani ketika rinai sepi dan takkan membiarkan tuan dan puannya tersesat ditelan pekat malam.

    ***

    Cukup rindu saja, hanya rindu, jangan temu, nanti segalaku sulit menyudahinya.

    ***

    Sudah larut dengan kenangan sudah surut oleh genangan.

    ***

    Kulipat rinduku kubiarkan saja terurai bersama angin dan masa tersiram hujan dan air mata.

    ***

    Tak pandai aku merangkai sajak , hanya pandai menyimpan rasa.
    Bicaraku kaku, namun rinduku semakin utuh.
    Tak apa. Aku masih kuat menyimpannya.

    ***

    Aku menulis puisi tentang sepi, sejak hatimu tak kenal aku lagi, sejak seluruhku kau tinggal pergi.

    ***

    Semenjak hatiku kau patahkan, aku lupa bagaimana caranya bahagia.

    ***

    Yang tersisa dari hubungan ini adalah penyesalan, sejumlah air mata, dan sedikit kerinduan.

    ***

    Genang hujan di telapak tangan, adalah doa yang basah di lantai malam, jiwa yang menangis merasa kehilangan, mengharap sebuah kepulangan.

    ***

    Duhai sepi, puisikan aku, aku ingin melumat perasaanku sendiri, di antara kata kata yang patah oleh sebuah kepergian.

    ***

    Aku yang tak pandai menjagamu, atau kamu yang sudah bosan bersamaku?

    ***

    Hujan datang tak mengenal waktu, seperti rindu, jatuh di dadaku bertalu-talu, tak tau malu.

    Pada hal yang kunamakan rindu, aku mempunyai banyak air mata, dan doa doa yang kuterbangkan setiap waktu, untukmu.

    ***

    Aku mencintaimu, dengan segala isi hati yang tertuang dalam sajakku, iya, hanya di dalam sajakku, sebab aku tak sanggup mengungkapnya padamu.


    itulah tadi syair tentang cinta sejati

    LihatTutupKomentar