5 Puisi Sedih Cinta Tak Di Hargai

Konten [Tampil]

    Puisi Sedih Cinta Tak Di Hargai



    Puisi Sedih Cinta Tak Di Hargai

     

    Kumpulan Kata kata Puisi Sedih Cinta Tak Di Hargai - Bicara berkenaan hati tidak bakal ada habisnya. Apa lagi permasalahan cinta ?.Bila dicatat sepanjang malam kemungkinan tidak selesai. Ada yang suka ada pula yang membuat bersedih. Karena itu ini kali kami akan membagi puisi cinta sedih romantis untuk didengar dan dibaca. Seorang yang memiliki cita-cita ingin jadi penulis dan mempunyai bukunya sendiri. Kita doakan mudah-mudahan mimpinya itu terwujud jadi seorang penulis populer. sad love poems



    Puisi Sedih Cinta Tak Dianggap

    Puisi Sedih Cinta Tak Di Hargai

    Puisi Sedih Pemuda Dalam Sembilu


    Lama kutak berpuisi. Telah lupakah langkah menyusun kata. Satu dua tiga atau empat minggu bahkan juga tahun dan bulan. Lenyap idekah?, apa kemungkinan sudah tidak berselera. Satu kata dapat memiliki makna cantik Berangkai buat membuat kalimat rasa.

    Saat ini? S entahlah dan perlu.

    Dahulu segampang tekan ujung pena pada robekan kertas. Kenyataannya jadi puisi yang cantik. Terkadang banyak bertanya dalam pikiran, Jadi pintar berkarang pemuda ini ?.

    Lembar lembar tercetak berisi limpahan hati Memvisualisasikan bintang saat itu. Dengan tutup mata dia demikian nyata. Begitu bayangnya demikian rekat Tetapi susah ku dapat.

    Sepi ini sejatam pisau, Sepiku mengadili dengan kacau-balau. Merajuk hatiku mengetepikan rinduku Menunggu siang bermentari. Menanti malam berbintang, Ganti tukar waktu rindu.

    Melalui angin ku kecupkan kening, Melalui embun ku dekapan rasa. Demikian jauhkah jarak?, Demikian lambankah detik ?.Masih aku diam. Di tingkat bayang bintang kenangan.

    Tuhan ketahuilah aku, Pemuda Menitip kangen dalam sembilu.


    Puisi Sedih Cinta Tak Di Terbalas

    Puisi Sedih Cinta Tak Di Hargai

    Puisi Sedih Pulanglah cinta


    Jauh sekarang mengincar perasaan akan cinta waktu itu pergi. Di seluk hati paling kubenci di ujung sana, sebilah rasa tertinggal. Lama, bukan hanya satu dua minggu, rasa yang menyengaja di meninggalkan, tetap sama kenyataannya.

    Dahulu sedekat angan, memaksakan untuk ingat tanpa melepaskan. Memaksa bebas tanpa membebaskan. Tak pernah berasa bebas atau mungkin tidak pernah di bebaskan. Terbelenggu pada sebuah rasa itu.

    Waktu itu.

    Januari saat itu.

    Dalam sana tapak jejak rasa bernada keras, pulanglah. Ada berharap yang selalu ku doakan. Menua bersama. Mengulang-ulang semua. Keyakinan di ikat dalam seikat janji. Merebak wangi menggoyangkan sepi. Cedera waktu itu, pecah telah seutuh hati. Tetapi kembali lagi.

    Pulanglah, seperti dulu.

    Tidakkah cukup? Mengelana jauh mengetepikan rindu.

    Pulang, bukankah di rasa telah saatnya stop ?.Memutar arus menjedakan waktu, ganti rindu, teruss rindu.

    Pulanglah....

    Cinta, semestinya pulang. Tidakkah demikian ?.*end

    Bukan inginku tidak pulang. Ini masalah beban yang mengikat tubuh. Seolah telah tertanam dalam niat. Ku duakan hati yang terus rindu. Ku meninggalkan kebahagian kita dulu.

    Dan.. Bukan masalah aku tidak ingin. Mengulang-ulang cerita yang kita mulai. Menulis ulang masa lalu dari awal. Membuat cara ke depan bergandengan.

    Nanti... Sampai saat kurasa sudah. Mulai merdeka jiwa tanpa beban. Tanpa perlu kau pinta

    Aku tentu pulang. Lagi dalam peluakan pelukan sandaran orang yang ku meninggalkan.


    Puisi Sedih Cinta Yang Terabaikan

    Puisi Sedih Cinta Tak Di Hargai

    Puisi Sedih Cinta Dan Penghianatan


    Bila esok aku mati? Apa ada yang berasa kehilangan Selainnya keluargaku sendiri ?.Apa jenjang duka cita itu ?.Apa diam tanpa tahu harus bagaimana ?.Jika dapat ditulis jadi puisi. Kemungkinan jadi puisi tersedih dalam penulisan kalimat kalimatku sepanjang ini.

    Untuk Tuhan, aku tidak tahu bagaimana dan harus apa ?.

    Susah luar dalam tanpa jalan keluar. Kekeliruan pilih atau pilih yang salah. Kekejaman, penghianatan seolah lenyap ganti sayang. Ini jalannya atau ketidaktahuanku yang teramat dalam.

    Satu segi ku berusaha, Lain segi perlahan-lahan wafatkan.

     

    Puisi Sedih Tentang Cinta Sejati

    Puisi Sedih Cinta Tak Di Hargai

    Puisi Sedih Rabu 26 Februari.


    Sakit ini makin menjadi. Saat ku temui hati yang ikhlas dihianati.Pura-pura saja tidak tahu !.Sampai hati terketuk kesensitifan. Ini semua tentang sebuah opsi.  berserah atau bertahan.

    Atau cinta sesakit inikah ?.

    Dahulu, awalnya tanggal ku mengenali Aku tuliskan sajak sajak cantik yang sekarang memuakkan. Satu-satu cerita jadi sejarah. Kataku saat itu Bermula dari pilih kertas dan tinta. Semua narasi mulai dari juta-an ingkar dari janji saat sebelum kita.

    Waktu itu aku berbicara. Berani tuliskan alfabert jadi kata. Kata-perkata jadi kalimat, Kalimat per kalimat jadi cerpen ?.

    Tidak! Ini bukanlah cerpen.

    Ini ialah cerita yang di berniat selanjutnya dan tulis. Benci sekali sekarang kubaca helai untuk helai tulisan itu. Oh sekarang betul, segala hal membusuk.

    Betulkan sesakit inikah cinta ?.Kehilangan, keinginan, kesepian. Sekarang tidak ada arti. Bertatap denganmu kembali sudah tidak jadi inginku, Apa lagi berteman ?.

    Seolah suara jatuh dalam iramanya. Fals! Beberapa vokalis menyebutnya.

    Benarkah cinta itu menyakitkan ?.Sekarang ku buktikan. Aku tak lagi tersuruk dan seolah ingin mati. Sekarang aku berdiri tegap melanjutkan. Namun, percaya. Tidak kembali ada.


    Video Puisi Cinta Sedih




    Syair Cinta Yg Sedih


    Puisi Sedih Hati Tidak Dapat Dipaksa


    Tulisan pena memvisualisasikan rasa. Jauh telah ku baca detik akan kita. Terapung karena sembilu tidak berkesudahan.Di hadapkan opsi. Pilih riil antara dua luka. Bagaimana denganmu ?.Karena pahami bukan untuk kita saja. Apakah sudah diam ?.Berkaca pada angin. Mengalihkan riil karena terpisah menjadi opsi.

    Kangen yang menimbun jadi dusta. Membuat dusta seperti pazzle. Untuk tidak kedengar jerit kesakitan meredam perih. Bukan tidak ada opsi. Tetapi tidak ada jalan sekencang pikiran. Kacau pemikiran perjuang atau pasrah. Angin saja sudah tidak ingin jadi kaca. Apa lagi air ?.

    Lalu, segampang itu berserah ?.Menyarukan cinta pada kepasrahan. Tidak demikian !.Seperti terketuk mimpi Memikirkan kita tidak bakal menjadi usai. Sekuat batu karang membekap masa. Ku lupakan pada ahinya. Ujung pena tekan kertas Tidak lagi tercipta. Cuman kemarahan tersisa duka.

    Pemikiran tidak sejalan. Dua hati tidak dapat di paksakan. Jalan bersebrangan tidak segampang tatap muka pertigaan. Satu saja dahulu kasih, Ku habiskan periode gelap ini. Supaya tidak ku membawa diakhir kebersama-samaan. Tuhan tidak sejahat itu. Menyiksaku membabi buta. Jalan masih panjang. Aku harus berjuang.

    Ku coba bertoreh sepi kini. Kulalui jalanku sendiri. Gantungkan harapan dalam masa lalu yang sekarang terlewatkan. Akankah baik baik saja ?.Sekarang ada dalam ruang. Bebas tetapi sesak laknat rindu.

    Seolah hidup akan berahir, Kerindukan membunuh perlahan. Berputus harapan karena harapan, Berteguh kuatlah karena sakit. Menjadikan ini fondasi hidup. Nantinya tuhan berbicara cukup. Membalikan kondisi jadi idaman.

    Aku tahu sekarang memang ahir. Sesudah mengelana Telusuri jalan sambil bergandengan. Kuat merengkuh kekar badan yang semakin roboh. Pegangan ini tidak lagi bertuan. Benar-benar telah jauh. Tidak lagi jarak, lebih dari itu.


    Puisi Sedih Cinta Tak direstui


    Puisi Sedih Letih Hati


    Sore hari ini barusan capek menangkap. Kulangkahkan sempoyong kaki menapak Seolah mereka tau. Debu jalanan menusuk pilu. Terkadang tak lupa akan keluhan, Menepis capek, Menunduk pasrah.

    Aku.... Lelah.

    Teriring harapan yang terus-menerus menusuk. Menyengaja, ku tinggi hatikan diriku. Aku bisa. Dan aku ini wanita yang kuat. Tetapi seringkali aku terkekeh sendiri. Berkaca pada kubangan di jalanan yang habis di rundung hujan sore itu.

    Aku... menyedihkan.

    Laknat otak sejak dari tadi. Sering diriku menepis sukur. Terkalahkan ego karena ingin yang tidak pernah tergapai. Kembali kurasa sudah. Tidak boleh sering mengeluhkan.

    Ah memang aku ini, pendosa yang tidak sanggup capai finis supaya ingin bertaubat. Ditambah saat pijakkan-tumpukan capek menyelusup. Kurasa telah, ingin sekali kusudahi napas ini. Terkadang tidak tahu, penekanan apa yang memaksakan.

    Seolah tidak ingin mengenal. Aku, Terlampau sangat memilukan dan sedih. Tidak suka ke diri kita dan membenci orang yang mengganggu ketenanganku.

    Aku ini mengapa?

    Memang, banyak sekali sinetron sampai banyak sekali bab-bab pelajaran hidup yang tidak akan habis ku dalami. Kuat, tegar, ialah yang terbaik.

    Sampai detik ini kali, yang harus dilakukan ialah kerasanan. Sejahat apa saja dunia yang kau rasa asing. Sepedih apa saja realita sampai kau berasa tersingkirkan.

    Kau perlu tahu, tetaplah bertahan.

    Itu barusan beberapa kumpulan puisi cinta buat bimbang yang telah kami rangkum. Mudah-mudahan dapat memberikan inspirasi rekan-rekan semua.

    LihatTutupKomentar